Minggu, 30 Juni 2019

Mengenal Fisioterapi dan Bebagai Macam Pelayanannya


Nama Kelompok: 

Anggun Dwi Tirtasari                                                              1810301031
Wahyu Cahyaningtyas                                                            1810301032
Retno Puji Astuti                                                                     1810301033
Rosdiana                                                                                 1810301034
Wulan Fransiska                                                                     1810301035
Salsabila Melianasari                                                             1810301036
Bustami Cahya Dewi                                                              1810301037
Alfina Sheila Nurhaliza                                                           1810301038
Siti Azizah                                                                               1810301039
Diah Puspitasari                                                                      1810301040
Fikri Zulfikar I S                                                                       1810301061
Guntur Labibbasil A                                                                1810301062
Maulana Ikhsan                                                                      1810301063

            

Fisioterapi saat ini merupakan tenaga kesehatan yang cukup diminati dan dicari oleh masyarakat di Indonesia. Meskipun begitu, ternyata masih cukup banyak masyarakat awam yang belum memahami peran fisioterapi dan komponen yang ada pada fisioterapi. Khususnya di Indonesia sendiri juga masih ada masyarakat yang lebih mempercayakan tukang pijit atau tukang urut daripada fisioterapi. Padahal, beda halnya apa yang dipelajari oleh seorang fisioterapis dan  tukang pijat.  Meskipun fisioterapis memberikan pijat atau massage sebagai salah satu metode yang diberikan untuk terapi pasien. Ada banyak sekali metode yang dipakai, bukan hanya pijat. PNF, bobath misalnya. Fisoterapis juga dapat memberikan terapi terapi lainnya bahkan juga biasa menggunakan alat listrik. 
Mengenal fisioterapi,  di Indonesia sendiri fisioterapi mulai berkiprah dari tahun 1956 ketika didirikan Sekolah Perawat Fisioterapi di Solo tahun 1956 oleh Bapak Fisioterapi Indonesia Prof.dr. Soeharso (Alm). Beliau juga merupakan pioneer dalam keahlian bidang orthopedi melalui pendirian lembaga Orthopedi dan Prothese Solo.

            Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.778 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelayanan Fisioterapi di Sarana Kesehatanpengertian darifisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, dan komunikasi. Dalam menjalani fisioterapi, pasien akan dibantu oleh fisioterapis, yaitu orang yang ahli menerapkan prinsip-prinsip dan praktik terapi fisik. Biasanya seorang fisioterapi tidak menggunakan obat. Penanganan seorang fisioterapis akan lebih save dan komprehensif.
Seorang fisioterapis dapat membantu individu/masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan dan mencapai kualitas hidup setinggi-tingginya, melalui bentuk palayanan promotif, preventif, kuratif, habilitatif dan rehabilitatif. Saat ini pelayanan fisioterapi di Indonesia tidak saja dapat diakses pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat rujukan, namun sudah dapat dijumpai pada beberapa fasilitas pelayanan kesehatan tingkat dasar/primer (Data Dasar Puskesmas 2013) termasuk praktik mandiri, sehingga dibutuhkan pengaturan dan penyesuaian agar aksesibilitas dan mutu pelayanan fisioterapi dapat dipertanggungjawabkan, memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus memenuhi tuntutan perkembangan pelayanan kesehatan termasuk perkembangan akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan.  Fisioterapis juga dapat bekerjasama maupun berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya.

            Tujuan dari pelayanan fisioterapi adalah memberikan pelayanan fisioterapi pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Memecahkan masalah dan kebutuhan kesehatan gerak fungsional tubuh manusia dengan menerapkan ilmu pengetahuan teknologi fisioterapi secara aman, bermutu, efektif dan efisien dengan pendekatan holistik paripurna, dituntun oleh kode etik, berbasis bukti, mengacu pada standar/pedoman serta dapat dipertanggungjawabkan. 
Dalam pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer), fisioterapis dapat terlibat sebagai anggota utama dalam tim, berperan dalam pelayanan kesehatan dengan pengutamaan pelayanan pengembangan dan pemeliharaan melalui pendekatan promotif dan preventif tanpa mengesampingkan pemulihan dengan pendekatan kuratif dan rehabilitatif. Pada pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, fisioterapis berperan dalam perawatan pasien dengan berbagai gangguan neuromuskuler, musculoskeletal, kardiovaskular, paru, serta gangguan gerak dan fungsi tubuh lainnya. Fisioterapis juga berperan dalam pelayanan khusus dan kompleks, serta tidak terbatas pada area rawat inap, rawat jalan, rawat intensif, klinik tumbuh kembang anak, klinik geriatri, unit stroke, klinik olahraga, dan/atau rehabilitasi.
Berdasarkan ruang lingkup pelayanan fisioterapi dan tuntutan kebutuhan masyarakat, dibagi menjadi:
a.Fisioterapi Kesehatan Wanita
b.Fisioterapi Tumbuh Kembang Anak
c.Fisioterapi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
d.Fisioterapi Usia Lanjut
e.Fisioterapi Olahraga
f.Fisioterapi Kesehatan Masyarakat
g.Fisioterapi Pelayanan Medik: pengembangan pelayanan 
fisioterapi pelayanan medik didasari pada spesifikasi problem kesehatan pasien 
h. fisioterapi Muskuloskeletal (penyembuhan dan pemulihan gangguan anggota gerak tubuh terdiri dari otot, tulang, sendi, jaringan ikat), antara lain orthopaedi, cedera olahraga, dan kesehatan haji, melalui pendekatan antara lain dengan joint manipulation, soft tissue manipulative, kinesio tapping and splinting, dan exercise therapy.
i.Fisioterapi Kardiovaskulopulmonal (penyembuhan dan pemulihan pada gangguan jantung, pembuluh darah, dan paru dan intensive care, melalui pendekatan antara lain manual lymphatic drain vein, visceral manipulation, muscle energy therapy, basic cardiac life support, dan berbagai terapi latihan baik individu maupun kelompok (misal tai chi, senam ashma, senam stroke).
j. Fisioterapi Neuromuskular (penyembuhan dan pemulihan pada gangguan sistem syaraf pusat dan sistem syaraf tepi, serta permasalahan tumbuh  kembang (anak/geriatri), melalui pendekatan antara lain bobath, proprioceptive neuromuscular fascilitation, feldenkraise, tickle manuver cough for cerebral palsy, dan dolphin therapy.)
k. Fisioterapi Integument (penyembuhan dan pemulihan pada kecacatan fisik dan kulit serta kesehatan wanita antara lain wound management, wellnes/spa, kecantikan).
Pelayanan fisioterapi berfokus pada pasien melalui alur yang dapat diakses secara langsung ataupun melalui rujukan tenaga kesehatan lain maupun sesama fisioterapis. Selain itu perlu adanya alur rujukan fisioterapi ke fasilitas pelayanan kesehatan/rumah sakit lain apabila pasien/klien menolak pelayanan fisioterapi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak memiliki kemampuan pelayanan fisioterapi yang diinginkan/dibutuhkan. Rujukan tersebut harus disertai dengan surat keterangan/catatan klinis fisioterapi yang ditandatangani oleh fisioterapis bersangkutan. Setelah pelayanan fisioterapi selesai diberikan, fisioterapis merujuk kembali pasien/klien kepada tenaga kesehatan lain atau fisioterapis perujuk sebelumnya. Dalam satu minggu, pasien bisa melakukan beberapa kali sesi, tergantung dari rencana program dan teknik fisioterapi yang digunakan. Frekuensi dan waktu terapi juga dapat berubah, disesuaikan dengan hasil fisioterapi terakhir. 
Pada proses pelayanan terdapat proses siklus kontinyu dan bersifat dinamis yang dilakukan oleh fisioterapis. Yang mana dalam halnya fisioterapi memiliki tahapan proses pelayanannya, seperti assessment pada pasien, menegakkan diagnosa, menganalisa intervensi, intervensi, evaluasi/ reevaluasi, edukasi dan dokumentasi.
Beberapa uji dan pengukuran dalam pemeriksaan fisioterapi: 
1.    Kapasitas aerobik dan ketahanan (aerobic capacity/endurance) 
2.    Karakteristik antropometri 
3.    Kesadaran, perhatian dan kognisi (arousal, attention, and cognition) 
4.    Alat bantu dan alat adaptasi (assistive and adaptive devices) 
5.    Circulation (arterial, venous, lymphatic) 
6.    Integritas saraf kranial dan saraf tepi (cranial and peripheral nerve integrity) 
7.    Hambatan lingkungan, rumah, pekerjaan, sekolah dan rekreasi (environmental, home, and work barriers) 
8.    Ergonomi dan mekanika tubuh (ergonomics and body mechanics) 
9.    Berjalan, lokomosi dan keseimbangan (gait, locomotion, and  balance) 
10.  Integritas integument (integumentary integrity) 
11.  Integritas dan mobilitas sendi (joint; integrity and mobility) 
12.  Motor function (motor control & motor learning) 
13.  Kinerja otot, antara lain strength, power, tension dan endurance 
14.  Perkembangan neuromotor dan integritas sensoris 
15.  Kebutuhan, penggunaan, keselamatan, alignmen, dan pengepasan peralatan ortotik, protektif dan suportif. 
16.  Nyeri 
17.  Postur 
18.  Kebutuhan prostetik 
19.  Lingkup gerak sendi (ROM), termasuk panjang otot 
20.  Integritas refleks 
21.  Pemeliharaan diri dan penatalaksanaan rumah tangga (termasuk ADL dan IADL). 
22.  Integritas sensoris 
23.  Ventilasi dan respirasi 
24.  Pekerjaan, sekolah, rekreasi dan kegiatan kemasyarakatan serta integrasi atau reintegrasi leisure (termasuk IADL). 
Hasil assesmen dituliskan pada lembar rekam medik pasien/klien baik pada lembar rekam medik terintegrasi dan/atau pada lembar kajian khusus fisioterapi. 
Kondisi yang Membutuhkan Fisioterapi
Beberapa kondisi pasien yang bisa dibantu dengan perawatan fisioterapi berdasarkan sistem tubuh, dibedakan menjadi:
  • Gangguan sistem saraf
Beberapa kondisi terkait neurologi atau sistem saraf, seperti strokemultiple sclerosis, dan penyakit Parkinson bisa mengganggu fungsi tubuh Anda. Gangguan fungsi tubuh yang bisa terjadi, antara lain susah bicara, susah bergerak, dan menurunnya kinerja tangan.
  • Gangguan pada otot kerangka tubuh
Kondisi yang diakibatkan oleh gangguan neuromuskuloskeletal atau gangguan pada otot kerangka tubuh antara lain saat ada nyeri punggung, nyeri otot, cedera karena olahraga, dan arthritis.  Pemulihan pasca operasi pada tulang dan otot juga seringkali perlu memerlukan fisioterapi.
  • Penyakit kardiovaskular
Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (sistem kardiovaskular) yang bisa dibantu dengan fisioterapi adalah penyakit jantung kronis dan rehabilitasi pasca serangan jantung. Dengan fisioterapi, kondisi pasien akan lebih berkualitas karena diberikan dukungan fisik dan emosi.
  • Gangguan pernapasan
Asma, penyakit paru obstruktif kronik, dan cystic fibrosis (fibrosis kistik) adalah beberapa penyakit terkait sistem pernapasan yang bisa diringankan melalui fisioterapi. Ahli fisioterapi akan memberikan serangkaian metode mengenai bagaimana cara tubuh bernapas lebih baik dan bagaimana mengontrol gejala-gejala seperti batuk-batuk dan kesulitan bernapas.

Berikut prosedur perawatan terapi fisik yang biasa dilakukan: 
1. Edukasi dan saran
Ahli terapi fisik akan memberikan saran secara keseluruhan tentang hal-hal yang dapat berpengaruh pada keseharian Anda, seperti melakukan olahraga rutin dan mengatur berat badan yang sehat sesuai tinggi dan bentuk tubuh.
Saran-saran yang diberikan bertujuan untuk mengubah gaya hidup Anda. Selain itu, saran yang diberikan juga bisa berupa hal-hal spesifik yang dapat diaplikasikan setiap harinya untuk menjaga Anda dan mengurangi risiko nyeri dan cedera. Misalnya, ketika Anda mengalami sakit punggung, Anda akan diberi tahu postur tubuh yang benar, membawa serta mengangkat benda dengan benar, menghindari gerakan memutar yang buruk, meregang berlebihan, atau berdiri terlalu lama.
2. Gerakan dan latihan
Gerakan yang diberikan biasanya telah disesuaikan dengan saran latihan dan aktivitas fisik sesuai kondisi Anda. Selain itu, latihan direkomendasikan untuk meningkatkan kesehatan dan mobilitas Anda secara keseluruhan. Fisioterapis biasanya merekomendasikan gerakan dan latihan untuk membantu meningkatkan mobilitas dan fungsi, seperti:
·      Latihan yang dirancang untuk mengubah gerakan dan kekuatan pada bagian tubuh tertentu – hal ini sebaiknya dilakukan secara rutin dan berulang dengan waktu yang telah diatur.
·      Aktivitas yang melibatkan gerakan keseluruhan tubuh seperti berenang dan berjalan – aktivitas ini dapat membantu penyembuhan pascaoperasi atau cedera yang mempengaruhi mobilitas Anda.
·      Latihan di air hangat dan dangkal – air dipercaya dapat membuat otot dan sendi rileks. Air juga dapat memberikan perlawanan untuk membantu menguatkan Anda secara bertahap.
·      Saran dan latihan membantu Anda meningkatkan akivitas fisik – saran akan diberikan untuk kepentingan dalam membuat Anda tetap aktif dengan cara yang aman.
·      Alat fisioterapi untuk membantu mobilitas, seperti kruk atau tongkat, juga disediakan untuk membantu pergerakan Anda.
3. Terapi manual
Terapi manual dilakukan untuk memperkuat bagian-bagian tertentu tubuh Anda. Pada latihan gerakan ini, fisioterapis akan menggunakan tangan untuk membantu meringankan nyeri serta kaku, dan mendorong kemampuan gerak tubuh Anda menjadi lebih baik. Terapi ini juga dapat membantu:
·      Meningkatkan sirkulasi darah
·      Mengurangi rasa sakit dan kekakuan otot-otot tubuh
·      Mengeluarkan cairan lebih efisien dari beberapa bagian tubuh
·      Meningkatkan pergerakan pada bagian tubuh

Sumber: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN FISIOTERAPI 



Terimakasih telah membaca, sekaligus kami ucapkan selamat datang pada coretan pertama dilembaran blog yang sederhana ini. Semoga bermanfaat dan jika dirasa bermanfaat, silakan membagikan pada teman maupun keluarga terdekat!
Silakan tinggalkan pendapat maupun kritik untuk kemajuan blog ini:)